Dapur Sunda: Menu Tradisional Berbalut Konsep Pelayanan Modern

Diantara gencarnya serbuan makanan import di kalangan masyarakat urban di kota-kota besar seperti Jakarta, ada saja tempat makan yang masih mengedapankan menu-menu tradisional. Dapur Sunda adalah salah satunya.




Dapur Sunda (www.sendok garpu.com)
Senandung tembang  seruling khas Sunda terdengar merdu saat  Photon melewati pintu masuk Dapur Sunda yang terletak di Pasific Place, sebuah mall besar di kawasan bisnis Sudirman, Jakarta. Kesan modern layaknya saat mengunjungi mall pupus seketika, berganti dengan nuansa tradisional yang cukup kental. Lantai dan dinding yang dilapisi bahan kayu tampak serasi dengan deretan meja yang dihiasi taplak bermotif batik. Para pelayannya pun tak mau kalah. Mereka mengenakan kebaya sambil terus tersenyum ramah saat melayani setiap pengunjung yang datang.
“Kita sudah berdiri sejak 1986,”ujar Endah A. Eko, Director Marketing & Development sekaligus salah satu pemilik  Dapur Sunda, memulai obrolannya dengan Photon di suatu siang. “Alhamdulilah di usianya yang ke 24 tahun ini, Dapur Sunda sudah memiliki delapan outlet, yakni di Pasific Place, Pondok Indah Mall, Setia Budi Building One, kawasan Cipete Raya, Bellagio Butik Mall di Mega Kuningan, daerah Pancoran, La Piaza Mall, dan Mall of Indonesia.”  
Endah bercerita, Dapur Sunda sebenarnya adalah sebuah usaha keluarga. Setelah hijrah dari Bandung ke Jakarta pada pertengahan 1970-an, sang Ayah, Ansoroeddin, memutuskan untuk membuka sebuah warung makan yang menyajiikan menu-menu makanan khas Sunda.
“Awalnya kami sekeluarga hanya punya satu outlet yang beralamat di jalan Cipete Raya. Dulu, kawasan itu belum semodern sekarang. Jangan mengira Dapur Sunda yang berdiri di Cipete Raya itu adalah sebuah bangunan permanen seperti saat ini. Kala itu masih berupa tenda biru saja,” kenang wanita yang juga menjadi  Chairman of Permanent Committee for Small And  Medium  Enterprises, Jakarta Chamber of  Commerce (KADIN Jakarta) ini.
Berkat keuletan dan disiplin yang tinggi, serta keinginan untuk mau maju, usaha keluarga Ansoroeddin  terus mengalami pertumbuhan. Dari semula hanya sebuah tenda, kini, Dapur Sunda telah mempekerjakan 300-an karyawan.
Ibu empat anak ini menambahkan, ketika itu produk makanan import juga tengah gencar-gencarnya menyerbu Indonesia, sementara makanan tradisional malah belum dikenal luas di kalangan masyarakat. Hal itu pulalah yang membuat keluarga Ansoroeddin memilih menggeluti usaha makanan tradisional tersebut.
“Karena kami berasal dari Sunda, melalui Dapur Sunda ini kami ingin mengenalkan makanan tradisional nusantara, khususnya masakan Sunda.  Toh menu tradisional Nusantara memiliki cita rasa yang tidak kalah dengan masakan luar negeri yang menjamur saat ini,” Endah berujar.
Di benak Endah, selalu terbesit mimpi untuk semakin memperluas perusahaan yang dikelolanya bersama saudara-saudaranya ini. “Tentu saja akan sangat membanggakan jika Dapur Sunda ada di mana-mana, di seluruh kota-kota di Jawa dan bahkan di seluruh Nusantara. Strategi kami untuk mencapai hal itu adalah dengan sistem frenchise,”

Sentuhan tradisional di tengah modernisasi
Di Dapur Sunda, jangan berharap mendapatkan menu lain selain masakan sunda. Namun, Endah menjamin, menu yang mereka  itu akan membuat lidah dan perut Anda bergejolak kegirangan. Berbagai menu siap memuaskan selera kuliner Anda. 
“Kami menyediakan menu-menu seperti Sop Gurame, Ayam Geprek Goreng/Bakar, Tumis Tauge Jambal, Soto Bandung, Colenak, Udang Mentega, Sate Ayam, Nasi Goreng khas Sunda, Gurame Goreng, Gurame Tumis, Gurame Goreng Asem, dan banyak lagi. Selain itu, ada juga minuman khas Sunda seperti  Es Goboyot, Es Cincau, Juice Kabayan, dan berbagai minuman lain,” jelas Endah.    
menu Dapur Sunda (www.sodagembira.com)
Di kesempatan itu, Photon berkesempatan meyicipi  tiga menu andalan Dapur Sunda; sup gurame, ayam geprek goreng dan tumis tauge jambal. Benar saja, kenikmatan menu tersebut benar-benar memanjakan lidah. Daging gurame yang empuk dipadu dengan kuah asem pedes dan irisan tomat didalamnya begitu mengundang selera. Demikian pula dengan menu Ayam Goreng Gepreknya. Potongan paha ayam goreng lembut dibalur bumbu rujak di atasnya memberikan sensasi kenikmatan yang tidak akan kalah dengan makanan impor. Sementara tauge yang ditumis terasa gurih saat dikunyah bersama potongan ikan kering goreng. Tanpa terasa, sebakul kecil nasi pun habis terlahap.
“Selain bermacam menu makanan, kami juga memberikan persembahan menarik bagi pengunjung, yakni pertunjukan tradisional kecapi seruling yang dipertontonkan pada hari-hari tertentu. Alunan musik live nan merdu tersebut  tentunya menambah kenikmatan bersantap bagi pengunjung,” tambah Endah.
Tak sampai di situ saja. Dapur Sunda juga punya prieviliage bagi para member-nya,   yakni dengan memberikan diskon khusus. Selain itu, bagi pengunjung yang merayakan ulang tahun di Dapur Sunda, pihak restoran akan menyediakan tumpeng serta diskon hingga lima belas persen. Ini semua, aku Endah, sebagai suatu inovasi yang dilakukan Dapur Sunda dalam rangka tetap bertahan di tengah persaingan bisnis kuliner. 
    
Kolaborasi dengan Sriwijaya Air
Akhir tahun 2009 silam menjadi momen penting bagi Dapur Sunda. Pasalnya waktu itu menjadi starting point dimulainya kerjasama yang dilakukan Dapur Sunda dengan pihak Sriwijaya Air. Kerjasama ini mencakup layanan khusus yang disediakan oleh kedua belah pihak, baik Dapur Sunda maupun Sriwijaya Air.
“Saat ini Dapur Sunda memiliki member sekitar 5000 orang. Demikian pula dengan Sriwijaya yang membernya tentu saja berjumlah ribuan. Kami merasa, Dapur Sunda dan Sriwijaya dapat bersinergi dengan menyatukan member tersebut dan memberikan mereka berbagai fasilitas menarik,” tukas Endah yang juga adalah anggota IWAPI itu.
Lebih lanjut ia menjelaskan, setiap member Dapur Sunda melakukan perjalanan dengan Sriwijaya Air, mereka mendapatkan fasilitas potongan sebesar 10 persen. Demikian pula sebaliknya,  jika seorang member Sriwijaya Air menikmati menu-menu di Dapur Sunda, ia juga akan menikmati potongan 10 persen. Tak hanya member di kedua belah pihak, keluarga besar karyawan Dapur Sunda maupun Sriwijaya Air dapat menikmati fasilitas yang disediakan. Potongan yang diberikan oleh masing-masing pihak berupa potongan 15 persen.   
“Alhamdullilah, kerjasama ini memberikan input yang sangat positif bagi Dapur Sunda. Para member kami tadak hanya merasakan keuntungan yang kami sediakan, tetapi mereka juga dapat menikmati fasilitas-fasilitas khusus yang diberikan pihak lain, dalam hal ini Sriwijaya Air,” Endah menekankan.
Diakui Endah, ia pribadi memiliki kesan tersendiri berkaitan dengan pengalaman terbang bersama Sriwijaya. Diantara maskapai-maskapai di Indonesia, Sriwijaya memberikan pelayanan yang sangat memuaskan. Tiket yang terjangkau lantas tidak membuat pelayanan yang diberikan jadi asal-asalan.  Setiap penumpang pasti dikasih makan. Selain itu, tempat duduk terasa lega dan nyaman serta kaki lebih leluasa, berbeda dengan pesawat low cost lain yang biasanya padat. Hal lain yang Endah semakin nyaman memanfaatkan jasa penerbangan Sriwijaya karena keramahan crew pesawat kepada penumpang.
“Dari sebuah berita di salah satu stasiun TV,” lanjut Endah, “ saya mengetahui Sriwijaya akan menjadi sebuah penerbangan kelas premium.  Hal tersebut menurut saya merupakan sebuah gebrakan yang sangat baik. Disaat bisnis penerbangan tengah berada dalam situasi penerbangan yang penuh persaingan, Sriwijaya harus bisa memberikan poin lebih kepada para konsumennya. Singkat kata, Sriwijaya Air harus bisa lebih baik dan terus menjadi yang terdepan,”(tulisan ini pernah dimuat di sebuah majalah penerbangan)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Koes Hendratmo pake Jas Songke....

The Godfathers