Proyek "Motang Rua"
Beberapa waktu, lalu setelah melakukan pencaharian habis-habisan di internet, akhirnya saya berhasil menemukan sebuah foto pahlawan lokal kita, Kraeng Guru Rombo Pongkor Motang Rua(Ame Numpung). Meski fotonya tidak terlalu jelas, at least foto ini sedikit mengungkap wujud asli tokoh satu ini.
Ini fotonya......
Tidak lama setelah itu, saya dikirim gambar yang lain oleh seorang teman. Gambar ini adalah sebuah lukisan yang juga menggambarkan Motang Rua. Dari posenya yang terlihat sama, gambar lukisan itu agaknya dibuat berdasarkan foto asli Motang Rua di atas.
Ini fotonya...
Pada lukisan tersebut, selain tangan kanan yang menghunus korung (tombak), terlihat pula Guru Ame Mumpung sedang memegang sebuah kapak (cola) di tangan kirinya. Sementara di foto asli, kapak itu tidak terlihat. Mungkin, sang pelukis juga mengambil referensi dari Manggaraian folk story yang mengatakan kalau Guru Ame Mumpung memiliki sebuah kapak pusaka yang konon ia dapat setelah bertarung dengan seekor motang (babi hutan). Inilah - menurut cerita itu - yang kemudian membuat Ame Numpung juga dikenal dengan Motang Rua. Ia disebut Motang Rua karena saat ia memimpin peperangan mmelawan Belanda (kalau tidak salah tahun 1907 di Copu) ia bagaikan seekor motang yang mengamuk. Ia disebut Motang Rua karena ia juga pernah bertarung dengan seekor motang.
Dua gambar di atas lantas menggelitik saya untuk mencoba menciptakan sebuah image Kraeng Guru Rombo Pongkor Motang Rua. Lantas tadi malam, berbekal photoshop CS2 (Mau lukis di atas kanvas, ga kuat beli cat n kanvas hehehehe), satu mok kopi, dan tidak lupa rokok sebungkus, saya kemudian melukis sosok Motang Rua....
Inilah Motang Rua versi saya, jreng.. jreng!!!
Lukisan digital ini dibuat berdasarkan referensi dari foto orisinil. Sengaja saya lukis dengan angle agak menyamping untuk memberi kesan cool (cekoen) hehehehhe. Trus, mana kapaknya? Di foto asli tidak ada kapak, makanya saya memutuskan untuk tidak mengikutsertakan secret weapon ini.
Pasti ada yang tanya lagi, oleee, kenapa songkoknya (ikat kepala) berwarna gelap? Di bukunya Maribeth Erb berjudul The Manggaraians A Guide to Traditional Lifestyles, banyak foto-foto jadul Manggaraian. Di situ songkok mereka cenderung polos dan berwarna gelap. Selain itu, ikat kepala bermotif yang banyak digunakan orang Manggarai sekarang agakanya bukan produk orisinil karena motif yang sama juga saya temui di daerah lain.
Sekian dan terima kasih....
Ini fotonya......
Kraeng Guru Rombo Pongkor Motang Rua diambil dari sebuah website belanda (hemong laku link-nya) |
Ini fotonya...
Lukisan Motang Rua (Sori bro, sa tir tau sapa yg lukis) |
Pada lukisan tersebut, selain tangan kanan yang menghunus korung (tombak), terlihat pula Guru Ame Mumpung sedang memegang sebuah kapak (cola) di tangan kirinya. Sementara di foto asli, kapak itu tidak terlihat. Mungkin, sang pelukis juga mengambil referensi dari Manggaraian folk story yang mengatakan kalau Guru Ame Mumpung memiliki sebuah kapak pusaka yang konon ia dapat setelah bertarung dengan seekor motang (babi hutan). Inilah - menurut cerita itu - yang kemudian membuat Ame Numpung juga dikenal dengan Motang Rua. Ia disebut Motang Rua karena saat ia memimpin peperangan mmelawan Belanda (kalau tidak salah tahun 1907 di Copu) ia bagaikan seekor motang yang mengamuk. Ia disebut Motang Rua karena ia juga pernah bertarung dengan seekor motang.
Dua gambar di atas lantas menggelitik saya untuk mencoba menciptakan sebuah image Kraeng Guru Rombo Pongkor Motang Rua. Lantas tadi malam, berbekal photoshop CS2 (Mau lukis di atas kanvas, ga kuat beli cat n kanvas hehehehe), satu mok kopi, dan tidak lupa rokok sebungkus, saya kemudian melukis sosok Motang Rua....
Inilah Motang Rua versi saya, jreng.. jreng!!!
Motang Rua... walau tida mirip, at least posenya sama, hehehe |
Lukisan digital ini dibuat berdasarkan referensi dari foto orisinil. Sengaja saya lukis dengan angle agak menyamping untuk memberi kesan cool (cekoen) hehehehhe. Trus, mana kapaknya? Di foto asli tidak ada kapak, makanya saya memutuskan untuk tidak mengikutsertakan secret weapon ini.
Pasti ada yang tanya lagi, oleee, kenapa songkoknya (ikat kepala) berwarna gelap? Di bukunya Maribeth Erb berjudul The Manggaraians A Guide to Traditional Lifestyles, banyak foto-foto jadul Manggaraian. Di situ songkok mereka cenderung polos dan berwarna gelap. Selain itu, ikat kepala bermotif yang banyak digunakan orang Manggarai sekarang agakanya bukan produk orisinil karena motif yang sama juga saya temui di daerah lain.
Sekian dan terima kasih....
wah...kerenn.semoga Motang Rua tetap eksis di hati masyarakat Indonesia.MERDEKA!!
BalasHapuskeren kerennnn....
BalasHapushitu pahlawan dami(itulh pahlawan kami)
BalasHapusmantap
BalasHapustabe, saya mau tanya buku The Manggarai As A Guide to Traditional Lifestyles bisa dibeli dimana? soalnya kebanyakan shiping dari luar negri
BalasHapusmakasih