Meet Our Son: Joseph Terrence..
Penantian saya dan istri selama sembilan bulan akhirnya mencapai klimaks di tanggal 25 November 2013 silam. Sejak saat itu, kami bukan lagi berdua... tapi bertiga!! Sebagai orang tua baru, kehadiran pria kecil ini kami anggap sebagai keajaiban. Tak henti-hentinya kami berdecak kagum saat memandanginya, bahkan saat melihat tingkah polanya yang sangat biasa seperti menggeliat, tersenyum saat tidur, rewel, ngeden (ngeseng) waktu mau pup, pipis, nangis minta susu, nangis karna popoknya basah, nangis karena rewel dan sebagainya. Sebagai kepala rumah tangga (hahahahah), saya tidak sabar agar namanya segera tertera di kartu keluarga. whaaa... rasanya menyenangkan.
Pria kecil ini kami beri nama "Joseph Terrence Cyprian Parus". Nama ini bukan asal pasang, tapi punya arti bagi kami. Saya selalu terkesima dengan tokoh Santo Yosep. Saya jadi ingat sebuah syair lagu yang kerap dibawakan saat doa rosario bergilir di rumah-rumah, waktu saya kecil dulu: "Santo Yosep yang menjaga, keluarga Nazareth, kau piara.... dst dst" Sosok pria yang tidak banyak diungkap di injil namun saya yakin memiliki peran yang besar. Yosep tidak banyak bicara, tapi bijak dalam diamnya. Keuletannya dalam menjaga dan melindungi keluarga Kudus tidak usah diragukan lagi. Itu alasan yang cukup bagi saya untuk memilih nama Joseph (versi Inggrisnya Yosep) sebagai nama babtis anak kami ini. Harapannya jelas, ia juga dapat menjadi pelindung bagi keluarga dan bagi siapapun yang membutuhkannya.
Selanjutnya, Terrence. Kenapa memilih nama ini? Keren aja, hehehehehe. dari mbah google, saya mendapati nama Terrence ini berarti humble, rendah hati. Wahhh, tentu sangat pas disandingkan dengan nama Joseph. Joseph Terrence, pria pelindung yang bijak lagi rendah hati. Di samping itu, dua padanan kata itu bagus kalau di singkat: JT. Keren to? hehehhe. Saya bayangkan nanti kalau dia semakin besar, dengan gaya kebapakan saya memanggilnya: "JT, nia hau?" atau "JT, mama belum pulang dari pasar?" atau "JT, kenapa kau kasih pecah lagi jendelanya tetangga? berlutut di situ!" hahahaha...
Nama yang saya pilih berikutnya adahah Cyprian. Nama ini adalah sebenarnya versi keren dari nama mendiang ayah saya yang nota bene adalah opanya JT. Ayah saya namanya Siprianus Parus. Well, kalau ikut lurus-lurus, kan tida seni (sorry, Dad , ^_^). Orang Jakarta bilang, jomplang banget! Udah keren-keren di depan dengan gaya kebarat-baratan, samapai di belakang kok biasa aja. Itu kemudian membuat saya menulis nama ini dengan gaya barat, Cyprian. Selain itu, telisik punya telisik, nama Cyprian adalah adalah cara menulis benar dari Siprianus. Ia adalah seorang Uskup Karthage dan salah penulis besar dalam sejarah gereja. Lalu , Parus? Parus itu nama keluarga. Nama itu pertama kali digunakan ayah saya dan diturunkan kepada saya. Nah karena saya kini sudah jadi ayah, maka nama itu saya turunkan ke anak saya. harapannya, kalau kelak JT jadi ayah, ia akan menurunkan nama itu kepada anaknya dan begitu seterusnya.
Begitulah cerita singkat tentang pria kecil kami. Sosok yang selalu membuat kami percaya bahwa keajaiban itu ada. Saat saya tuangkan tulisan ini, bayi JT sudah berusia 1 bulan 27 hari, dengan berat 5,5 kilo. Dengan berat demikan, tidak heran kalau Mommy-nya mulai mengeluh kesemutan di area tangan. Beban gendongan semakin bertambah, saudara-saudara!! Itu juga menjadi suatu pencapaian yang luar biasa, mengingat bayi kami ini sesungguhnya belum cukup umur waktu dilahirkan. Lantaran air ketuban yang sudah mulai keruh, JT dikeluarkan 'dengan paksa' melalui operasi caesar. Beratnya waktu lahir adalah 2,6 kilo dengan panjang 48 cm. Sebagaimana orang tua pada umumnya, kami juga berharap bayi JT akan tumbuh menjadi anak yang kuat, menjadi bijaksana sesuai namanya, dan menjadi anak yang berguna untuk keluarga, masyarakat dan gereja, aminnnnnn.
Sooo Ladies and gentlemen, we present you Joseph Terrence....
Mommy-nya JT. |
Nama yang saya pilih berikutnya adahah Cyprian. Nama ini adalah sebenarnya versi keren dari nama mendiang ayah saya yang nota bene adalah opanya JT. Ayah saya namanya Siprianus Parus. Well, kalau ikut lurus-lurus, kan tida seni (sorry, Dad , ^_^). Orang Jakarta bilang, jomplang banget! Udah keren-keren di depan dengan gaya kebarat-baratan, samapai di belakang kok biasa aja. Itu kemudian membuat saya menulis nama ini dengan gaya barat, Cyprian. Selain itu, telisik punya telisik, nama Cyprian adalah adalah cara menulis benar dari Siprianus. Ia adalah seorang Uskup Karthage dan salah penulis besar dalam sejarah gereja. Lalu , Parus? Parus itu nama keluarga. Nama itu pertama kali digunakan ayah saya dan diturunkan kepada saya. Nah karena saya kini sudah jadi ayah, maka nama itu saya turunkan ke anak saya. harapannya, kalau kelak JT jadi ayah, ia akan menurunkan nama itu kepada anaknya dan begitu seterusnya.
Begitulah cerita singkat tentang pria kecil kami. Sosok yang selalu membuat kami percaya bahwa keajaiban itu ada. Saat saya tuangkan tulisan ini, bayi JT sudah berusia 1 bulan 27 hari, dengan berat 5,5 kilo. Dengan berat demikan, tidak heran kalau Mommy-nya mulai mengeluh kesemutan di area tangan. Beban gendongan semakin bertambah, saudara-saudara!! Itu juga menjadi suatu pencapaian yang luar biasa, mengingat bayi kami ini sesungguhnya belum cukup umur waktu dilahirkan. Lantaran air ketuban yang sudah mulai keruh, JT dikeluarkan 'dengan paksa' melalui operasi caesar. Beratnya waktu lahir adalah 2,6 kilo dengan panjang 48 cm. Sebagaimana orang tua pada umumnya, kami juga berharap bayi JT akan tumbuh menjadi anak yang kuat, menjadi bijaksana sesuai namanya, dan menjadi anak yang berguna untuk keluarga, masyarakat dan gereja, aminnnnnn.
Sooo Ladies and gentlemen, we present you Joseph Terrence....
Komentar
Posting Komentar